Hujan lebat cuma sebentar, tetapi kenapa sudah banjir? Kenapa ya Jakarta makin hari makin gampang terkena banjir?
Mungkin itulah pertanyaan yang ada di pikiran warga Jakarta atau siapa pun yang melihat dan membaca berita tentang banjir Jakarta.
Alasan terjadinya banjir yang sudah sering didengar adalah hujan ekstrem, minimnya daerah resapan, daerah aliran sungai yang rusak, serta penyempitan dan pendangkalan sungai.
Kini, pakar hidrologi dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengungkap alasan lain yang membuat Jakarta makin gampang banjir.
"Jakarta ini semakin mudah terkena banjir karena tanahnya sudah jenuh," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/1/2014).
Firdaus mengungkapkan, ruang terbuka hijau yang berfungsi untuk menyerap air saat ini hanya 9,8 persen dari total wilayah Jakarta. Idealnya, ruang terbuka hijau sebanyak 30 persen.
Sementara itu, ruang terbuka biru yang berfungsi menampung air saat ini hanya 1,8 persen. Padahal, idealnya 5 persen.
Akibat minimnya ruang terbuka hijau dan ruang biru, air yang turun ketika hujan akhirnya menggenang di tanah.
"Karena terlalu sering air menggenang di atas tanah, banyak tanah kita menjadi jenuh, tidak sanggup lagi menyerap air. Jadi, ya semakin mudah banjir," papar Firdaus.
Karena sumber permasalahannya adalah minimnya ruang terbuka hijau dan biru, perbaikan keduanya harus dilakukan jika Jakarta tidak ingin semakin lama menderita karena banjir.
Mungkin itulah pertanyaan yang ada di pikiran warga Jakarta atau siapa pun yang melihat dan membaca berita tentang banjir Jakarta.
Alasan terjadinya banjir yang sudah sering didengar adalah hujan ekstrem, minimnya daerah resapan, daerah aliran sungai yang rusak, serta penyempitan dan pendangkalan sungai.
Kini, pakar hidrologi dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, mengungkap alasan lain yang membuat Jakarta makin gampang banjir.
"Jakarta ini semakin mudah terkena banjir karena tanahnya sudah jenuh," katanya saat dihubungi Kompas.com, Rabu (29/1/2014).
Firdaus mengungkapkan, ruang terbuka hijau yang berfungsi untuk menyerap air saat ini hanya 9,8 persen dari total wilayah Jakarta. Idealnya, ruang terbuka hijau sebanyak 30 persen.
Sementara itu, ruang terbuka biru yang berfungsi menampung air saat ini hanya 1,8 persen. Padahal, idealnya 5 persen.
Akibat minimnya ruang terbuka hijau dan ruang biru, air yang turun ketika hujan akhirnya menggenang di tanah.
"Karena terlalu sering air menggenang di atas tanah, banyak tanah kita menjadi jenuh, tidak sanggup lagi menyerap air. Jadi, ya semakin mudah banjir," papar Firdaus.
Karena sumber permasalahannya adalah minimnya ruang terbuka hijau dan biru, perbaikan keduanya harus dilakukan jika Jakarta tidak ingin semakin lama menderita karena banjir.
source:
http://sains.kompas.com/read/2014/01/29/1708140/Mengapa.Jakarta.Semakin.Lama.Semakin.Gampang.Kebanjiran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar